Spesifikasi ICHIBOT Modul Relay 3 Channel
- Model: ICHIBOT Modul Relay 3 Channel
- Tipe: Relay Module dengan Optocoupler
- Jumlah Channel: 3 (3 Way)
- Tegangan Operasional: 5V dan 3.3V (kompatibel dengan mikrokontroler 5V dan 3.3V)
- Tegangan Input (Kontrol): 3.3V – 5V
- Arus Kontrol: < 20mA per channel
- Tegangan Output Relay: AC 250V 10A atau DC 30V 10A
- Jenis Optocoupler: Mencegah gangguan elektromagnetik dari relay ke mikrokontroler
- Indikator LED: LED pada setiap channel untuk menunjukkan status relay
- Dimensi: Standar ukuran modul relay (bisa bervariasi)
Pinout dan Bentuk Fisik
Berikut adalah diagram pinout untuk modul relay 3 channel dengan optocoupler:
+---------------------------+
| NC1 C1 NO1 |
| NC2 C2 NO2 |
| NC3 C3 NO3 |
| |
| GND IN1 IN2 IN3 VCC |
+---------------------------+
- NC1, NC2, NC3: Normally Closed untuk relay 1, 2, dan 3
- C1, C2, C3: Common untuk relay 1, 2, dan 3
- NO1, NO2, NO3: Normally Open untuk relay 1, 2, dan 3
- GND: Ground
- IN1, IN2, IN3: Input kontrol untuk relay 1, 2, dan 3
- VCC: Tegangan suplai (5V atau 3.3V)
Cara Menggunakan ICHIBOT Modul Relay 3 Channel
Komponen yang Diperlukan
- ICHIBOT Modul Relay 3 Channel
- Mikrokontroler (misalnya, Arduino, ESP8266, ESP32)
- Sumber Daya 5V atau 3.3V
- Beban (lampu, motor, dll.)
- Kabel jumper
Diagram Koneksi
Berikut adalah cara menghubungkan modul relay ke Arduino:
Modul Relay Arduino
-------------- -------
VCC --------------> 5V (atau 3.3V)
GND --------------> GND
IN1 --------------> Pin 7
IN2 --------------> Pin 8
IN3 --------------> Pin 9
Koneksi Beban
Beban (misalnya lampu)
-----------------------
NO1 (Normally Open)
|
AC Load C1 (Common)
|
NC1 (Normally Closed) - Tidak digunakan jika menggunakan NO
Program Arduino untuk Mengontrol Relay
Berikut adalah contoh program untuk mengontrol relay menggunakan Arduino:
const int relay1 = 7; // Pin 7 terhubung ke IN1
const int relay2 = 8; // Pin 8 terhubung ke IN2
const int relay3 = 9; // Pin 9 terhubung ke IN3
void setup() {
pinMode(relay1, OUTPUT);
pinMode(relay2, OUTPUT);
pinMode(relay3, OUTPUT);
// Memastikan relay dalam keadaan off saat awal
digitalWrite(relay1, HIGH);
digitalWrite(relay2, HIGH);
digitalWrite(relay3, HIGH);
}
void loop() {
// Menyalakan relay 1
digitalWrite(relay1, LOW); // Relay aktif (tergantung apakah relay aktif low atau high)
delay(1000); // Tunggu 1 detik
// Mematikan relay 1 dan menyalakan relay 2
digitalWrite(relay1, HIGH);
digitalWrite(relay2, LOW);
delay(1000);
// Mematikan relay 2 dan menyalakan relay 3
digitalWrite(relay2, HIGH);
digitalWrite(relay3, LOW);
delay(1000);
// Mematikan semua relay
digitalWrite(relay3, HIGH);
delay(1000);
}
Tips Penggunaan
- Koneksi yang Benar: Pastikan semua koneksi ke mikrokontroler dan beban dilakukan dengan benar untuk menghindari kerusakan.
- Isolasi Optocoupler: Optocoupler memberikan isolasi antara mikrokontroler dan relay, memastikan tidak ada gangguan elektromagnetik.
- Arus Beban: Pastikan beban tidak melebihi rating arus relay (10A).